Wednesday, July 31, 2019

tares and thorns

yuha buraza karena ceni nagih post tentang khotbah yang gue mau ceritain beberapa minggu lalu... mari gue ceritakan HAHAHA

but first on a lighter topic pasti udah tau kan alesan gue ga nulis-nulis. yes gue males. gue ga bakal bikin alesan gue sibuk karena waktu gue abis untuk game and worrying about my paper but not doing even a tiniest bit of it HAHAHA. gue bahkan ga gambar samsek gue cuma main game dari siang sampe subuh (waktu idupnya aja udah sampe kebalik wkwk).

okelah gue bakal cerita soal game lain kali kalo ga post ini bakal kotor lagi sama game TEEHEE.

jadi waktu itu khotbahnya judulnya tares and thorns. di bahasa indonesia itu lalang dan duri. gue sampe buka alkitab indo gara-gara gue gatau tares itu apaan wkwk. disclaimer applied btw, tapi gue lupa pendetanya siapa namanya HAHA im sorry

for reference khotbahnya berdasarkan matius 13:1-30. itu pasalnya ada dua perikop: perumpamaan tentang penabur dan perumpamaan tentang lalang di antara gandum. karena pasti (ini yakin banget 100%) bakal pada males baca alkitabnya gue kasih summarynya dulu.

perumpamaan tentang penabur lumayan terkenal sih. itu tentang penabur yang nebarin benih di empat tanah: pinggir jalan, tanah berbatu, tanah berumput duri, dan tanah subur. benih di pinggir jalan dimakan burung, benih di tanah berbatu ga bisa tumbuh karena akarnya ga kuat, benih di berumput duri bertumbuh tapi akhirnya mati kehimpit rumput duri, benih di tanah subur bertumbuh dan menghasilkan buah berkali-kali lipat.

fokus dari perumpamaan itu di khotbah ini si benih di tanah berumput duri (obviously because thorns). arti dari benih di tanah berumput duri:

“yang ditaburkan di tengah semak duri ialah orang yang mendengar firman itu, lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah.” (matius 13:22)

yang menarik dari benih ini, dia berakar tapi cuma nggak berbuah karena rumput duri. berarti kalo mau benihnya berbuah, logically we must do gardening to get rid of those thorns. right?

nahh mari kita bahas perumpamaan tentang lalang di antara gandum. ini tentang tuan tanah yang punya ladang gandum, tapi ada orang jahat malem-malem nebarin benih lalang (tares). akhirnya lalangnya jadi tumbuh barengan sama gandum. terus buruhnya nanya ke tuannya, “mau dicabut ga lalangnya?”

tuannya bilang, “jangan, nanti gandumnya ikutan kecabut. biarin aja mereka tumbuh, nanti kita pisahin pas panen.”

aneh kan, satu perumpamaan bilang kita harus gardening, perumpamaan berikutnya bilang biarin aja lalangnya tumbuh.

ya to be fair jelas sih kalo dibandingin, yang harus dicabut rumput duri, yang dibiarin si lalang. tapi itu kan cuma perumpamaan ya, gimana lu tau yang mana thorns yang mana tares in our lives? apa yang harus lu biarin? apa yang harus lu urusin?

pendetanya bilang, tares itu external forces, thorns itu apa yang muncul di diri lu ketika berinteraksi dengan mereka. contohnya, orang yang bikin lu marah atau sedih. orangnya itu tares, perasaan marah atau sedih itu thorns. atau contoh lainnya, insiden-insiden yang bikin lu takut untuk ke depannya. insidennya itu tares, ketakutan lu itu thorns. dan seperti yang dibilang di perumpamaan, tares harus lu biarin, sementara thorns nya harus lu urusin.

of course karena ini khotbah, pendetanya bilang to tend those thorns, pray and ask God to do gardening to your heart. and He can do that; in fact, He wore the crown of thorns so we don’t have to wear one.

yang bagian gue italics itu nendang banget sih pas gue dengerin kayak shit man gue harus nulis itu blog wkwkwkwk tapi ya overall gue suka banget sama khotbahnya. kayak di dunia ini emang banyak banget kan orang yang bikin lu kesel atau sedih. terus alkitab bilang apa? cuekin aja orang-orang itu HAHAHA very real application. terus daripada lu urusin orang-orang itu, mendingan lu urusin hari lu sendiri biar ga ada hal-hal buruk yang tinggal yang bikin lu ga bertumbuh. that’s a very good message.

similarly, dulu gue pernah baca cerita tentang orang kesel tetangganya pasang lagu kenceng banget, terus dia doa ke Tuhan biar tetangganya berubah. terus temennya dia bilang, buat apa lu doain dia? thats just how they are. mendingan lu doa biar lu punya hati yang bisa terima kekurangan orang.

sebenernya pas gue dengerin khotbah ini gue langsung inget bokap HAHAHA. bokap gue kan bentrok banget sama nenek gue. mereka sering banget berantem gatau kenapa. padahal kayak selama 20an tahun gue idup gue liat dia marah kayak cuma... tiga kali? jarang banget dah. terus bokap gue tuh ga mau kalah banget gitu lho. kayak kan lu bisa banget kalo ga setuju sama orang terus lu relent aja biar ga konflik, ini bokap gue kayak setengah mati mau deliver his point. dan gue ngeliat dia... kayak ga mencerminkan kereligiusannya dia gitu lho. gue merasa khotbah ini pas banget buat dia HAHAHA tapi ya, dia orangnya sih ga mau dengerin orang kecuali dari orang yang dia agungkan. kayak kalo dari pendeta yang dia suka MUNGKIN (bahkan mungkin) bakal masuk. tapi ya then again, its always easier to see the sawdust in your friends eye than to see the plank in your own eye. 

tapi ya khotbahnya juga nendang ke gue haha. kayak gue suka takut nyoba banyak hal karena gue takut gagal. atau gue terlalu banyak mikirin kata orang. itu semua kan masuk kategori thorns. so yea, i really need to tend those thorns.

well thats all about tares and thorns. ini salah satu khotbah favorit gue, mungkin lain kali gue bakal nulis tentang khotbah favorit gue yang lain? most likely ngomong doang sih tapi yaaa you never know wkwkwk i like storytelling.

catch you next time!

No comments: